Bunyi alarm handphoneku menggelegar seiring suara teriakan ibuku yang silih berganti menyadarkanku dari dunia mimpi. Mau tidak mau sudah pasti aku harus keluar dari dunia mimpi ini. “Huh, iya iya aku bangun. Dasar hp sama ibu cerewet sama-sama cerewetnya” keluhku sambil mencoba mengembalikan kesadaranku sepenuhnya. “Cepat shalat! Kalo terlambat dosa tanggung sendiri loh. Liat sana jam dinding itu” ucap ibuku masih setengah berteriak.
Berhubung hari libur, jadi setelah shalat aku lalu keluar rumah mencoba mencari angin segar. Tiba-tiba aku teringat sesuatu “Sepertinya hari ini ada sesuatu yang ingin kulakukan, tapi apa ya? Kok bisa lupa?” kataku sambil menggaruk-garuk kepala yang sebetulnya tidak gatal. Secara kebetulan, handphoneku berdering menandakan ada pesan masuk dan setelah kulihat pengirimnya ternyata Nisa yang membuatku tersenyum saat membaca pesannya. “Nad, sebentar Cakka Idola Cilik jadi datang ke Makassar! Bisa saya tebak pasti kamu senang sekali membaca berita ini, apalagi saya” begitu bunyi pesannya. Sudah pasti apa yang dikatakan Nisa tadi benar, tiba-tiba saja saya kegirangan sambil lompat-lompat kegirangan seperti orang gila.
“Akhirnya yang kutunggu-tunggu selama ini tiba juga. Seorang Cakka Idola Cilik akan datang ke Makassar! Pertama saya melihatnya di idola cilik, saya sudah kagum dengan anak kecil ini. Dan sekarang dia datang ke Makassar, kota tempat tinggalku!” begitu ucapku dalam hati disertai senyuman . Tanpa mengulur waktu lagi, aku secepat kilat membalas sms Nisa dan mulai bersiap-siap bertemu si keren Cakka. “Oke deh Nisa!” begitu balasanku terhadap Nisa.
Setelah mandi, aku lalu disibukkan dengan memilih-milih baju terbaik untuk hari ini sampai-sampai satu lemari terbongkar. “Ya.. yang ini dia yang kucari untuk hari spesial seperti ini” ucapku sembari tersenyum lega. Setelah semua siap, tak lupa aku membawa semua koleksi foto dan apapun yang berhubungan dengan Cakka begitupun dengan wallpaper handphoneku penuh dengan Cakka.
Mungkin banyak orang yang beranggapan kalau sikapku ini kekanak-kanakan karena mengidolakan anak kecil khususnya Idola Cilik, tapi terserahlah apa kata orang yang jelas inilah aku dan kehidupanku. Toh mereka memang pantas diidolakan dengan bakat yang dia miliki.
Setelah semuanya siap, aku termenung sejenak. “Rasanya masih ada yang kurang. Gaya oke, foto-fotonya Cakka buat koleksi tanda tangan siap, hape juga ada, rasanya masih ada yang kurang. Ngggg..... Oh iya aku ingat, ternyata uang. Kalo tidak ada uang semuanya tidak akan terwujud, bagaimana makannya, bayar tiket, ini itu pasti butuh uang” kataku sambil bicara sendiri.
Dengan bersemangat kucoba mendekati ayahku untuk meminta uang lebih. Tapi tiba-tiba aku berpikir” Mungkin lebih baik kalau dengan uang tabunganku, biar ada kepuasan sendiri sekaligus bisa hemat uang orang tua. Hehehe.” Oleh karena itu, aku langsung saja mengambil tabungan rahasiaku lalu mengambil secukupnya.
Sambil menunggu temanku Nisa menjemput, aku mulai memasuki dunia khayal dan membayangkan seorang Cakka menyanyi dihadapanku. Oh... sungguh hayalan yang sangat indah, hehe. Tiba-tiba saja lamunanku buyar karena dikagetkan Nisa, “Huh dasar, bikin kaget saja kau ini.”
Setelah berpamitan dengan orangtuaku, kami lalu berangkat menuju hotel tempat Cakka akan konser nanti. Acaranya memang dimulai jam 3 sore sedangkan sekarang masih jam 9 pagi. Itu memang terlalu cepat, tapi biarlah lebih cepat lebih baik kan. Selama diperjalanan rasanya kami berdua terhanyut dalam cerita dan angan-angan mengenai Cakka dan tanpa terasa kami sudah sampai ditempat tujuan yang sungguh masih sangat sepi.
“Masih sepi, tapi menunggu sebentar tak apalah demi sang idola” kata Nisa. “Okelah, tapi lebih baik kita menunggunya didalam hotel saja, disini panas euy! Kita kan bukan bule, hehehe” kataku setengah bercanda. Kami lalu bergegas masuk kedalam hotel yang sungguh sangat nyaman ini. Tepat didekat tangga hotel tersebut, sudah terpajang poster Cakka yang sungguh sangat keren.”Eh, kita foto sama posternya Cakka dulu sajalah sebentar baru sama Cakkanya langsung. Mumpung sepi” ajak Nisa kepadaku.
Setelah berfoto bersama Cakka tapi dalam posternya, kami memutuskan menunggu di lobi hotel yang tak jauh dari poster tersebut. Kami lalu melihat jam dan ternyata masih jam 10 pagi, masih lama acaranya mulai. Toh Cakkanya masih mengisi acara di stasiun tv lalu berangkat kesini. “Sepertinya ini akan membosankan ya Nis” kataku kepada Nisa. “Tak apalah, anggap saja ini perjuangan sebelum ketemu Cakka. Untuk seorang Cakka menunggu sedikit tak apalah.
Karena terlalu asyik bercerita untuk mengusir rasa bosan menunggu, kami tak sadar kalau ternyata Cakka sudah ada didepan pintu hotel. Tanpa banyak bicara lagi, kami berlarian menuju Cakka yang tampaknya agak kelelahan dan mulai dikerubuti oleh para fans yang mengerumuni. Rasanya perjuangan menunggu selama berjam-jam sirna setelah melihat sosok Cakka Kawekas Nuraga dihadapanku dengan aura bintangnya yang luar biasa membius semua pengemarnya.
Sungguh keren anak ini, masih kecil sudah punya banyak penggemar, anak band, pokoknya kalau disatukan akan menjadi kata ‘KEREN.’ Memang wajahnya terlihat lelah dan agak sedikit masam, mungkin karena terlalu lelah tapi tetap saja dia mencoba ramah meskipun agak terpaksa. “Namanya juga anak kecil, jadi mohon dimaklumi kalau modnya suka berubah-ubah” ucap managernya sembari tersenyum kearah semua orang yang mengerubuti Cakka. “Sini de’ istirahat dulu, nanti saja ya foto-foto sama minta tanda tangannya, soalnya si Cakka kecapean belum tidur dari semalam jadi mohon menunggu ya semua. Cakka akan kasih penampilan terbaik kok” ucap ayah Cakka dengan logat jawanya yang kental dan mengamankan Cakka dari serbuan penggemar menuju kamar hotel untuk beristirahat.
Meskipun agak kecewa, tapi kami semua mengerti kalau Cakka juga butuh istirahat. Oleh karena itu kami para C~luverz (sebutan untuk fans Cakka) berkumpul di depan Ballroom hotel yang akan ditempati Cakka, sambil berfoto dan berbagi informasi serta berkenalan satu sama lain.
Saat yang ditunggu tiba, setelah membeli tiket kami semua masuk ke Ballroom untuk bersiap-siap menanti penampilan Cakka. Sungguh menngejutkan, tiba-tiba cakka datang dari belakang kami setelah lama dikerjai oleh MC acaranya. Dengan topi dan jaket kulitnya yang sungguh sangat serasi Cakka berlari dari belakang sambil menyanyikan lagu “Lepaskan Diriku”. Sungguh saya hanya bisa termenung dan tidak percaya kalau bisa melihat secara langsung Cakka Idola Cilik. Dan lebih mengejutkan dan membahagiakannya lagi, Cakka menjabat tanganku paling pertama! Sudah bisa ditebak, saya seperti melayang. “Nad, Nad oii janga senyum-senyum sendiri terus, nanti Cakkanya ilfeel” kata Nisa menyadarkanku. “Rasanya tidak ingin cuci tangan kalau begini ceritanya” kataku masih tidak percaya.
Rasanya waktu berlalu terlalu cepat di ruangan ini, sampai-sampai tidak terasa kalau sudah malam dan Cakka sudah menyanyikan 6 lagu serta berbagi pengalamannya. “Saatnya kita mau foto bareng” kataku bersemangat. “Pastinya itu wajib, kalau tidak pasti ada yang ganjil” ucap Nisa sambil menarikku mendekati kerumunan orang yang mulai mengelilingi Cakka.
Setelah antri cukup lama, akhirnya kami berdua dapat giliran foto bersama. Sungguh ini momen yang paling membahagiakan di hidupku. “Sini kak, duduk disamping aku. Kita foto bareng” ajak Cakka ramah. Tanpa buang waktu lagi aku dan Nisa duduk lalu berfoto bergantian bersama Cakka. Dan pas gilirah foto denganku, kepala Cakka pas berada di samping kepalaku. Bayangkan betapa bahagianya saat itu. Setelah foto bersama, tak lupa kami meminta tanda tangan di foto dan poster yang telah kami siapkan dari tadi.
“Ini foto siapa sih ini? Kok kakak maunya minta tanda tangan difoto kayak gini” ucap Cakka bercanda sambil menandatangani foto dan poster yang kusodorkan. Oh sungguh hari yang sangat indah bisa bertemu juga dengan seorang anak kecil yang kuidolakan sejak lama. “Hari itu tak akan kulupa, kalau bisa akan kutulis kenangan ini dengan tinta emas di buku harianku” kataku ketika perjalanan pulang kerumah dan masih memegang tanganku yang dijabat oleh Cakka tadi. Jika ini mimpi, inilah mimpi terindah yang pernah kualami.
cerpen ini kisah saya waktu ketemu sama CAKKA IDOLA CILIK
maaf kalo agak lebay, tapi itulah yang saya rasakan waktu itu ckckck
selamat membaca :D
Berhubung hari libur, jadi setelah shalat aku lalu keluar rumah mencoba mencari angin segar. Tiba-tiba aku teringat sesuatu “Sepertinya hari ini ada sesuatu yang ingin kulakukan, tapi apa ya? Kok bisa lupa?” kataku sambil menggaruk-garuk kepala yang sebetulnya tidak gatal. Secara kebetulan, handphoneku berdering menandakan ada pesan masuk dan setelah kulihat pengirimnya ternyata Nisa yang membuatku tersenyum saat membaca pesannya. “Nad, sebentar Cakka Idola Cilik jadi datang ke Makassar! Bisa saya tebak pasti kamu senang sekali membaca berita ini, apalagi saya” begitu bunyi pesannya. Sudah pasti apa yang dikatakan Nisa tadi benar, tiba-tiba saja saya kegirangan sambil lompat-lompat kegirangan seperti orang gila.
“Akhirnya yang kutunggu-tunggu selama ini tiba juga. Seorang Cakka Idola Cilik akan datang ke Makassar! Pertama saya melihatnya di idola cilik, saya sudah kagum dengan anak kecil ini. Dan sekarang dia datang ke Makassar, kota tempat tinggalku!” begitu ucapku dalam hati disertai senyuman . Tanpa mengulur waktu lagi, aku secepat kilat membalas sms Nisa dan mulai bersiap-siap bertemu si keren Cakka. “Oke deh Nisa!” begitu balasanku terhadap Nisa.
Setelah mandi, aku lalu disibukkan dengan memilih-milih baju terbaik untuk hari ini sampai-sampai satu lemari terbongkar. “Ya.. yang ini dia yang kucari untuk hari spesial seperti ini” ucapku sembari tersenyum lega. Setelah semua siap, tak lupa aku membawa semua koleksi foto dan apapun yang berhubungan dengan Cakka begitupun dengan wallpaper handphoneku penuh dengan Cakka.
Mungkin banyak orang yang beranggapan kalau sikapku ini kekanak-kanakan karena mengidolakan anak kecil khususnya Idola Cilik, tapi terserahlah apa kata orang yang jelas inilah aku dan kehidupanku. Toh mereka memang pantas diidolakan dengan bakat yang dia miliki.
Setelah semuanya siap, aku termenung sejenak. “Rasanya masih ada yang kurang. Gaya oke, foto-fotonya Cakka buat koleksi tanda tangan siap, hape juga ada, rasanya masih ada yang kurang. Ngggg..... Oh iya aku ingat, ternyata uang. Kalo tidak ada uang semuanya tidak akan terwujud, bagaimana makannya, bayar tiket, ini itu pasti butuh uang” kataku sambil bicara sendiri.
Dengan bersemangat kucoba mendekati ayahku untuk meminta uang lebih. Tapi tiba-tiba aku berpikir” Mungkin lebih baik kalau dengan uang tabunganku, biar ada kepuasan sendiri sekaligus bisa hemat uang orang tua. Hehehe.” Oleh karena itu, aku langsung saja mengambil tabungan rahasiaku lalu mengambil secukupnya.
Sambil menunggu temanku Nisa menjemput, aku mulai memasuki dunia khayal dan membayangkan seorang Cakka menyanyi dihadapanku. Oh... sungguh hayalan yang sangat indah, hehe. Tiba-tiba saja lamunanku buyar karena dikagetkan Nisa, “Huh dasar, bikin kaget saja kau ini.”
Setelah berpamitan dengan orangtuaku, kami lalu berangkat menuju hotel tempat Cakka akan konser nanti. Acaranya memang dimulai jam 3 sore sedangkan sekarang masih jam 9 pagi. Itu memang terlalu cepat, tapi biarlah lebih cepat lebih baik kan. Selama diperjalanan rasanya kami berdua terhanyut dalam cerita dan angan-angan mengenai Cakka dan tanpa terasa kami sudah sampai ditempat tujuan yang sungguh masih sangat sepi.
“Masih sepi, tapi menunggu sebentar tak apalah demi sang idola” kata Nisa. “Okelah, tapi lebih baik kita menunggunya didalam hotel saja, disini panas euy! Kita kan bukan bule, hehehe” kataku setengah bercanda. Kami lalu bergegas masuk kedalam hotel yang sungguh sangat nyaman ini. Tepat didekat tangga hotel tersebut, sudah terpajang poster Cakka yang sungguh sangat keren.”Eh, kita foto sama posternya Cakka dulu sajalah sebentar baru sama Cakkanya langsung. Mumpung sepi” ajak Nisa kepadaku.
Setelah berfoto bersama Cakka tapi dalam posternya, kami memutuskan menunggu di lobi hotel yang tak jauh dari poster tersebut. Kami lalu melihat jam dan ternyata masih jam 10 pagi, masih lama acaranya mulai. Toh Cakkanya masih mengisi acara di stasiun tv lalu berangkat kesini. “Sepertinya ini akan membosankan ya Nis” kataku kepada Nisa. “Tak apalah, anggap saja ini perjuangan sebelum ketemu Cakka. Untuk seorang Cakka menunggu sedikit tak apalah.
Karena terlalu asyik bercerita untuk mengusir rasa bosan menunggu, kami tak sadar kalau ternyata Cakka sudah ada didepan pintu hotel. Tanpa banyak bicara lagi, kami berlarian menuju Cakka yang tampaknya agak kelelahan dan mulai dikerubuti oleh para fans yang mengerumuni. Rasanya perjuangan menunggu selama berjam-jam sirna setelah melihat sosok Cakka Kawekas Nuraga dihadapanku dengan aura bintangnya yang luar biasa membius semua pengemarnya.
Sungguh keren anak ini, masih kecil sudah punya banyak penggemar, anak band, pokoknya kalau disatukan akan menjadi kata ‘KEREN.’ Memang wajahnya terlihat lelah dan agak sedikit masam, mungkin karena terlalu lelah tapi tetap saja dia mencoba ramah meskipun agak terpaksa. “Namanya juga anak kecil, jadi mohon dimaklumi kalau modnya suka berubah-ubah” ucap managernya sembari tersenyum kearah semua orang yang mengerubuti Cakka. “Sini de’ istirahat dulu, nanti saja ya foto-foto sama minta tanda tangannya, soalnya si Cakka kecapean belum tidur dari semalam jadi mohon menunggu ya semua. Cakka akan kasih penampilan terbaik kok” ucap ayah Cakka dengan logat jawanya yang kental dan mengamankan Cakka dari serbuan penggemar menuju kamar hotel untuk beristirahat.
Meskipun agak kecewa, tapi kami semua mengerti kalau Cakka juga butuh istirahat. Oleh karena itu kami para C~luverz (sebutan untuk fans Cakka) berkumpul di depan Ballroom hotel yang akan ditempati Cakka, sambil berfoto dan berbagi informasi serta berkenalan satu sama lain.
Saat yang ditunggu tiba, setelah membeli tiket kami semua masuk ke Ballroom untuk bersiap-siap menanti penampilan Cakka. Sungguh menngejutkan, tiba-tiba cakka datang dari belakang kami setelah lama dikerjai oleh MC acaranya. Dengan topi dan jaket kulitnya yang sungguh sangat serasi Cakka berlari dari belakang sambil menyanyikan lagu “Lepaskan Diriku”. Sungguh saya hanya bisa termenung dan tidak percaya kalau bisa melihat secara langsung Cakka Idola Cilik. Dan lebih mengejutkan dan membahagiakannya lagi, Cakka menjabat tanganku paling pertama! Sudah bisa ditebak, saya seperti melayang. “Nad, Nad oii janga senyum-senyum sendiri terus, nanti Cakkanya ilfeel” kata Nisa menyadarkanku. “Rasanya tidak ingin cuci tangan kalau begini ceritanya” kataku masih tidak percaya.
Rasanya waktu berlalu terlalu cepat di ruangan ini, sampai-sampai tidak terasa kalau sudah malam dan Cakka sudah menyanyikan 6 lagu serta berbagi pengalamannya. “Saatnya kita mau foto bareng” kataku bersemangat. “Pastinya itu wajib, kalau tidak pasti ada yang ganjil” ucap Nisa sambil menarikku mendekati kerumunan orang yang mulai mengelilingi Cakka.
Setelah antri cukup lama, akhirnya kami berdua dapat giliran foto bersama. Sungguh ini momen yang paling membahagiakan di hidupku. “Sini kak, duduk disamping aku. Kita foto bareng” ajak Cakka ramah. Tanpa buang waktu lagi aku dan Nisa duduk lalu berfoto bergantian bersama Cakka. Dan pas gilirah foto denganku, kepala Cakka pas berada di samping kepalaku. Bayangkan betapa bahagianya saat itu. Setelah foto bersama, tak lupa kami meminta tanda tangan di foto dan poster yang telah kami siapkan dari tadi.
“Ini foto siapa sih ini? Kok kakak maunya minta tanda tangan difoto kayak gini” ucap Cakka bercanda sambil menandatangani foto dan poster yang kusodorkan. Oh sungguh hari yang sangat indah bisa bertemu juga dengan seorang anak kecil yang kuidolakan sejak lama. “Hari itu tak akan kulupa, kalau bisa akan kutulis kenangan ini dengan tinta emas di buku harianku” kataku ketika perjalanan pulang kerumah dan masih memegang tanganku yang dijabat oleh Cakka tadi. Jika ini mimpi, inilah mimpi terindah yang pernah kualami.
cerpen ini kisah saya waktu ketemu sama CAKKA IDOLA CILIK
maaf kalo agak lebay, tapi itulah yang saya rasakan waktu itu ckckck
selamat membaca :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar